Kedungmundu Ι (22/01/2020) Sesuai visi program pendidikan Ners diharapkan program studi keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang adalah pada tahun 2024 sebagai pusat unggulan dalam pendidikan di bidang keperawatan gawat darurat yang profesional di Asia. Sebagai upaya untuk mencapai misi tersebut mahasiswa harus mampu mengusasi manajemen kegawat daruratan dasar (Basic Life Support). Oleh karena ini perlu dilakukan pelatihan tentang Basic Life Support Plus (BLS Plus) sebagai bekal dasar sebelum mahasiswa untuk masuk ke klinik dan menyiapkan perawat yang unggul di bidang kegawatdaruratan. “Basic Life Support adalah tindakan penanganan yang dilakukan dengan sesegera mungkin dan bertujuan untuk menghentikan proses menuju kematian. Tujuan utamanya adalah guna melindungi organ vital seperti otak dari kerusakan yang irreversibel akibat hipoksia akibat peredarah darah yang tidak adekuat ke organ tersebut. Hal ini harus segera dilakukan karena bila terlambat dalam memberi penanganan, maka dapat mengancam jiwa pasien. Perawat lulusan Unimus harus kompeten untuk melakukan penangaan Basic Life Support” terang Dr. M. Fatkhul Mubin Kaprodi S1 keperawatan

Kegiatan pelatihan dilaksanakan pada Rabu (22/1/2020) bertempat di gedung Nursing Research Center Unimus. Prodi Ners tahap akademik (S1 Keperawatan) menyelenggarakan pelatihan BLS Plus bagi mahasiswa semester akhir sejumlah 85 mahasiswa. Menjadi trainer dalam kegiatan tersebut adalah Ns. Chanif., MNS, Ns. Ahmad Mustofa, M.Kep, Ns. Sri Widodo, S.Kep, M.Si dosen keperawatan Unimus yang juga Trainer dari Yayasan AGD 118 Jakarta.
Materi yang diberikan dalam pelatihan tersebut adalah Bantuan Hidup Dasar, teori penggunaan AED, manajemen perdarahan, manajemen trauma muskuloskeletal (balut dan bidai), manajemen kegawatan luka bakar, praktek RJP dan transportasi pasien. Dalam kegiatatan pelatihan tersebut dilakukan evaluasi kemampuan mahasiswa dalam mencapai kompetensi melalui ujian tulis dan praktek. Setelah mengikuti pelatihan BLS Plus siap untuk manangani kasus kegawatdaruratan dasar yang dijumpai baik di masyarakat maupun di klinik.

Reportase UPT Kehumasan dan Keprotokoleran